Time is Running so Fast!


mother and daughter

Time is running so fast,
It's like a dream to see you're grown up,
and will make your own decisions,
I will try to respect of that fact, but the thing you must understand
that to me, you will always be my little girl.
I may not be able to carry you in my arms anymore,
but I will always carry you in my heart!

Kupasang puisi di atas bukan tanpa alasan. Tapi deeply from the bottom of my heart, begitulah rasanya. Waktu memang seperti berlari. Ngebut! Rasanya baru kemarin menghadiri rapat orang tua murid dengan pengurus SMU Labschool Universitas Syiah Kuala, tentang iuran siswa baru dan segala tetek bengek lainnya, eh sekarang, para siswa baru itu telah melangkah masuk ke Perguruan Tinggi. Salah satunya adalah Intan, putri tercinta.

Yes, waktu seakan berlari, tiada henti. Baru kemarin sibuk mendampingi dan mendukungnya persiapkan diri hadapi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri, eh sekarang malah sudah melangkah masuk ke sebuah asrama keren bernama Student's Housing of President University, untuk tinggal di sana dan menuntut ilmu di salah satu fakultas yang dimiliki oleh Universitas keren ini. Eits! Bukannya sok gaya, lho, Sobs, sebenarnya, aku dan Intan itu berharap banget agar dia bisa lulus di perguruan tinggi negeri yang dibidiknya, namun apa daya, nasib masih berkata lain. Intan kalah bersaing, dan Alhamdulillahnya sudah mempunyai jatah kursi berdasarkan beasiswa yang diperolehnya dari President University ini.

Jadi, walau terkenal sebagai universitas yang mahal dan bolak balik harus setor iuran SPP, karena satu semester di sini jangka waktunya hanya 4 bulan, akunya sih masih bisa bernapas lega. Kan ga harus bayar penuh, 2/3 dari biaya kuliah sudah disubsidi berdasarkan beasiswa yang diperoleh Intan. Sehingga tugasku adalah membayar 1/3 dari iuran SPPnya saja. Jadi, walau pun terasa agak gimanaaaa gitu, tetap harus disyukuri lah ya.

Well, back to the topic. Berpisah lagi dengan putri tercinta memang terasa berat. Yang terlihat lebih berat malah Intan sih. Baru saja happy berkumpul kembali berdua, setelah berpisah hampir dua tahunan lamanya, eh sekarang malah sudah harus berpisah lagi. Intan wajib masuk asrama. Jadi mau ga mau, kebersamaan yang terasa hangat dan bahagia, terpaksa untuk beberapa waktu ke depan, harus ditunda. Terus terang, melepaskan anak gadis semata wayang ke kota besar bukanlah hal gampang. Apalagi Intan belum pernah dilepas sendirian seperti itu. Jika selama ini dia jauh dariku, tapi ada orang tuaku yang mengawasi tumbuh kembang kehidupannya. Dan kini? Dia harus menjalani semuanya seorang diri. Di kota besar pula. Ya Allah, bimbing dia untuk menjadi gadis mandiri dan tetap dalam koridor-Mu, ya Allah. 

Welcome Home!

Kompleks Kampus President University terlihat ramai. Mobil-mobil terlihat satu persatu memasuki pintu gerbang dormitory, setelah terlebih dahulu disambut dengan ramah oleh para panitia 'welcoming new student'. Seorang satpam datang menyapa, saat kami juga telah berada dipintu gerbang, diikuti oleh dua senior [kakak kelas] yang mengucapkan salam hormat begitu kami menurunkan kaca mobil. Yang menawan hatiku adalah, pria berwajah oriental ini, menyapa ramah, mengucapkan selamat pagi dan menanyakan apakah kami lebih senang dia bertegur sapa di dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris?

Excited dan penasaran, kami memilih untuk berinteraksi di dalam bahasa Inggris donk. Dan, wow! Sang senior, langsung menyapa Intan dengan sambutan khas Pres-Univ. 'Welcome Home, Intan!' bla..bla...

Ya, dua kata yang pastinya dengan serta merta menyejukkan hati dan menghangatkan jiwa. Berusaha menciptakan suasana keakraban dan kekeluargaan bagi mahasiswa/i baru agar betah di tempat baru mereka ini. Bagiku sendiri, sapaan ini sungguh membuat kepercayaanku meninggalkan putri tercinta di dormitory [asrama] of President University, Cikarang, tumbuh dan menenangkan hati. Tadinya aku masih sempat kuatir, gimana ya pergaulan dan lingkungan tempat tinggal Intan nanti? Glamour kah? Sehatkah? 

Semakin melangkah ke dalam lingkungan asrama, perasaanku semakin nyaman dan bahagia. Sederetan meja untuk masing-masing corner telah menanti. Menyambut kedatangan new student dalam mendaftarkan ini itu. Kuikuti Intan dan kakak senior yang ditugaskan mendampinginya, dengan gembira. Terus terang, aura yang bergelora di sini sangat positif, terbukti dengan cerahnya hatiku mengikuti prosesi ini. Keren deh ih! Intan berpindah dari satu meja ke meja lainnya, untuk keperluan tertentu. Ada rasa bangga yang tumbuh pesat di hatiku menyaksikan Intan yang dengan lugas berinteraksi dalam bahasa Inggris dengan kakak-kakak seniornya itu. Bahasa wajib di Universitas ini memang bahasa Inggris, dan senang rasanya melihat putri tercinta menguasai bahasa yang satu ini dengan lancar dan tanpa malu-malu. Aih, ternyata Intan itu supel banget! Boleh donk muji anak sendiri? Hehe


Tak dapat dipungkiri, Intan yang akan tinggal di sini, eh malah emaknya ini yang excited banget! Habis suasana dan lingkungan asramanya itu lho, bikin betah banget! Padahal merasakan udara Cikarang yang begitu panas sih, ogah stay di sini, namun keakraban yang terpancar, penataan lingkungan serta kamar-kamar pada mahasiswanya itu lho, bikin happy. Aih, jadi ingin kuliah lagi deh ih! *Nasib ga pernah jadi anak kos waktu kuliah dulu*

Setelah mendapatkan kunci kamar, dan arahan dari kakak seniornya, akhirnya kami dipersilahkan untuk menuju ke kamar Intan.
Oya, setiap kamar akan diisi oleh dua new student, dan baik aku maupun Intan, sama-sama penasaran akan siapa yang akan jadi roommate nya Intan nanti.... Ya, mudah-mudahan seorang teman yang  sehati dan se-visi misi dengan Intan, ya, Nak! 

Tak membuang waktu, kami pun memasuki kamar yang dituju, dengan diantarkan oleh kakak pendamping Intan, yang adalah seorang mahasiswi tingkat akhir, jurusan Public Relation. Pantes aja cara bicaranya itu asyik banget, lugas, dan supel!

Tak terasa, waktu seakan berlari! Waktu telah beranjak sore hari, dan kamar Intan telah rapi jali, namun sang room-mate belum juga muncul. Mau tak mau, kami sudah saatnya undur diri, karena peraturannya, selain mahasiswi/penghuni Student Housing, adalah tidak diijinkan untuk menginap di sini. Maka dengan berat hati, kami pun pamit meninggalkan Intan seorang diri. Hiks. Selamat belajar ya, sayang, Umi yakin dan percaya bahwa kamu tetap akan menjadi anak kebanggaan Umi. Selamat menjadi mahasiswi, tekunlah belajar agar bisa cepat keluar dari kampus ini, ya, sayang! Umi ga tahan lama-lama pisah denganmu, sayang....

sekedar catatan harian,
Al, Bandung, 13 Agustus 2014




15 comments

  1. Semangat Intan.. semoga kuliahnya menyenangkan! ^^d ahhhh jadi pingin kuliah lagi juga... hehehe

    ReplyDelete
  2. *Ngebayangin deg-degannya Mbak Al ngelepas anak masuk asrama* :)
    Duh, itu keren banget ya kampusnya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, iya, was was dan haru, Mba. :) Kampusnya emang keren, banget!

      Delete
  3. Semangat kak Intan ... semoga kuliahnya lancar ya ^-^

    ReplyDelete
  4. Waah...gimana ya rasanya nanti kalau ditinggal kos anak-anak.Sekarang sih masih SD.....Tetangga selisih tiga rumah dariku jg kuliah di Presiden University.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rasanya seperti yang aku rasakan sekarang ini, Mak Nunung, Hehe. :)

      Delete
  5. Wah ditinggal anak gadis pasti rasanya ga karuan ya mak,semoga lancar kuliahnya ya Kak Intan :)

    ReplyDelete
  6. nah kan malah deketan ama emaknyah ... :)

    ReplyDelete
  7. Dulu aku pernah ngayal kuliah tinggal di asrama, gara-gara pernah lihat seting film atau serial barat, cerita mahasiswa yang pada ngekos. Kayaknya keren. Eh, ga kesampean hehehe. Jadi inget juga waktu SMP kelas 3 nangis kenceng pas tau NEMnya kurang, ga bisa apply dan memenuhi nilai minimun buat mendaftar sebuah sekolah asrama bergengsi di Jakarta. Nangis dari siang dan baru reda pas maghrib. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, aku juga dulu sempat punya keinginan sepertimu, Fi. Pengen banget tinggal ngekost or masuk kamar asrama. Tapi ga berkesempatan. :)

      Delete