★ๅฝก โ„™๐•–๐•ฃ๐•’๐•™๐•ฆ โ„•๐•’๐•“๐•š โ„•๐•ฆ๐•™ ๐•’๐••๐•’ ๐••๐•š ๐•ƒ๐•’๐•ž๐•ก๐•ฆ๐•๐•  ๅฝก★

๐•€๐•Ÿ๐•š ๐•’๐••๐•’๐•๐•’๐•™ ๐•”๐•–๐•ฃ๐•š๐•ฅ๐•’ ๐•๐•’๐•š๐•Ÿ ๐•ฅ๐•–๐•Ÿ๐•ฅ๐•’๐•Ÿ๐•˜ ๐”น๐•’๐•Ÿ๐••๐•’ ๐”ธ๐•”๐•–๐•™, tanah rencongku tercinta. Sebuah kota yang menggusung tagline Bandar Wisata Islami, yang selalu saja mampu membuncah kerinduan di dada ini, setiap mendengar kata Banda Aceh terdengar di telinga atau terbaca oleh mata.
Ilustrasi "Perahu Penyelamat" yang hadir di Lampulo, kala ombak tsunami menerjang.
Ilustrasi by Alaika Abdullah, designed using Canva. Boat image source hiclipart

Tak hanya itu, kuyakin, mendengar kata Aceh atau Banda Aceh, ingatan kita tentu akan berlari ke masa di mana daerah ini diamuk oleh sebuah gelombang raksasa berkekuatan luar biasa, setelah terlebih dahulu dihentak oleh guncangan berkekuatan 9,1 Skala Reichter. Yes, Aceh/Kota Banda Aceh akan mengingatkan kita pada Tsunami. Musibah luar biasa yang Allah kirimkan sebagai pembelajaran bagi kita, untuk mampu bijak menjaga alam, menjaga sikap dan kelakuan serta aneka hikmah dan pembelajaran lainnya.

Seperti yang pernah aku tuliskan pada postingan tentang museum tsunami, bahwa Allah senantiasa menurunkan ujian lengkap dengan jawaban yang terselip dibelakangnya, menurunkan cobaan lengkap dengan senjata pamungkas untuk hadapinya, 

๐•ž๐•’๐•œ๐•’,

dalam hal tsunami yang terjadi di Aceh pun, Allah membekali daerah ini dengan senjata paling ampuh yang tiada tara, yaitu berupa bantuan yang mengalir sigap, deras dan spontan baik dari lingkup nasional mau pun international, sehingga tak heran, jika dalam beberapa tahun setelahnya, Aceh utamanya Kota Banda Aceh, telah mampu bangkit, bersolek dan cantik!  

Dandanannya yang elok, sukses menghapus jejak-jejak tsunami. Sama sekali tak terlihat bekas-bekas sapuan gelombang dasyat itu lagi di Kota Serambi Mekkah ini. Jalanan mulus dan lebar berhiaskan lampu-lampu jalan yang cantik menarik, gedung perkantoran mau pun pertokoan teratur rapi berdiri bersih. Gedung sekolahan berdiri megah dan indah! 

Taman-taman kota berdandan tak kalah cantiknya sambut orang-orang yang ingin menikmatinya. Perumahan yang hancur lebur, perkampungan yang porak poranda, telah ditata kembali, atau malah dipindah ke tempat-tempat yang lebih aman. Subhanallah, inilah dia hasil kerjasama yang apik dan solid antara pemerintah dan berbagai stakeholders, sukses mengantar Aceh menjadi jauh lebih baik dan indah.

Lalu, kemanakah kami harus pergi untuk melihat bukti bahwa daerah ini pernah dilanda musibah dasyat nan luar biasa itu, Al?

Eits, tenang, Sobs! Jangan kuatir! Tsunami adalah sebuah peringatan dan pembelajaran bagi anak cucu. Bagi anak cucu? Yes, karena ga mungkin donk bagi para syuhada? Hehe.

Yup, berkaca pada sejarah, belajar pada sejarah, kita akan dapat menarik banyak pembelajaran, ya kan? Itu pula sebabnya, mengapa pemerintah Aceh juga berbagai stakeholders masa rehab rekon dahulu, kekeuh mempertahankan obyek-obyek penting peninggalan dan saksi bisu tsunami. Tak lain tak bukan, adalah sebagai bukti nyata, juga sebagai bahan pemikiran dan pembelajaran bagi kita semua.

Maka, jika kemarin aku merujuk Museum Tsunami Aceh sebagai salah satu tempat yang wajib dikunjungi untuk melihat dan napak tilas kejadian tsunami, maka kali ini, aku pengen banget rekomendasikan sebuah saksi bisu yang kuyakin akan mampu membuat Sobats tercengang dan berucap Subhanallah! 
Allahu Akbar! 

Ga percaya? Yuk kita buktikan dengan mengikuti pengalamanku berkunjung ke saksi bisu yang satu ini!

โ„™๐•–๐•ฃ๐•’๐•™๐•ฆ โ„•๐•’๐•“๐•š โ„•๐•ฆ๐•™

Nama aslinya sebenarnya sama sekali bukan perahu Nabi Nuh. Namun perjalanan dan perannya, membuat ingatan banyak orang langsung lari ke suatu masa di masa Nabi Nuh AS. 

Jika perahu Nabi Nuh yang asli, berfungsi menyelamatkan kaum Nabi Nuh dari musibah banjir luar biasa yang Allah kirimkan masa itu, maka perahu yang satu ini, hadir tanpa disangka apalagi diundang, tiba-tiba saja telah terlihat di depan mata para penyintas/survivors yang sedang berjuang melawan amukan gelombang, sehingga tanpa diperintah, mereka pun melompat, merangkak dan berusaha keras untuk masuk ke dalamnya, dan bersyukur atas 'kiriman' perahu ini. 

Tak hanya itu, setelah menyelamatkan 56 orang penyintas, perahu 'Nabi Nuh' ini malah duduk manis di atas atap sebuah rumah! Subhanallah, kekuatan mana yang sanggup 'membawa dan mendudukkan' perahu ini sedemikian rupa selain kekuatan-Mu, Ya Rabbi? Allahu Akbar! 

Lihat, Sobs?
Hanya dengan kekuasaan Allah lah perahu ini mampu berjalan dari laut sana,
menyelamatkan para survivor dan
kemudian malah duduk cantik di atas rumah milik Bapak Abasiah itu. 
Sungguh menakjubkan ya, Sobs? Penasaran akan kisahnya, tenang, aku sempat interview halah beberapa sumber saat berkunjung ke sana lho. Yuk, kita mulai kisahnya biar ga semakin penasaran yuk!

๐•Š๐•–๐•œ๐•š๐•๐•’๐•ค ๐•‚๐•š๐•ค๐•’๐•™ ๐•ค๐•’๐•Ÿ๐•˜ โ„™๐•–๐•ฃ๐•’๐•™๐•ฆ

Kisah bermula pada pagi hari, Minggu, 26 Desember 2004, sekitar pukul 07.30 wib. Cerah dan memberi semangat bagi masyarakat kota Banda Aceh untuk memulai aktifitas akhir pekan mereka dengan ceria. Begitu juga dengan masyarakat yang berada di desa Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, dimana sang perahu terdampar dan 'menunaikan tugas' ini, sedang beraktifitas seperti biasanya ketika tragedi itu bermula. 

Dimulai oleh gempa yang mengguncang bumi dengan kekuatannya yang luar biasa, disusul pula oleh deru air hitam yang datang dari arah lautan. Sekejap, air kecil hitam legam itu berubah besar dan tinggi menjulang. Sukses membuat orang terpelongo shock karena belum pernah di dalam kehidupannya melihat hal serupa, hingga sebagiannya tak lagi sempat berlari menyelamatkan diri. Terpana dan tak mampu melepas diri dari jilatan dan terkaman gelombang.

Namun, bagi yang mampu menguasai rasa kaget dan bangkit dari keterpanaan, 'langkah seribu' adalah jurus ampuh yang langsung diperintahkan oleh otak mereka sebagai tindakan penyelamatan. Berlarilah mereka berduyun-duyun, seraya berzikir dan bertasbih, menangis dan bermohon kepada sang Khalik. 

Abasiah, adalah pemilik rumah di mana sang perahu kini berlabuh. Menurutnya, air yang tiba-tiba saja datang bagai air bah itu baru berketinggian 1 meter di dalam rumahnya ketika matanya melihat keluar rumah dan melihat sebuah perahu datang mendekat. 

Berfikir bahwa itu adalah perahu yang dikirim untuk penyelamatan, maka dia memimpin keluarganya untuk segera keluar rumah secepat mungkin dan menjangkau perahu itu. Bersusah payah akhirnya mereka berhasil masuk dan duduk di dalam perahu. Alhamdulillah. 

Pemandangan yang ditangkap oleh indra penglihatannya sungguh luar biasa! 

Alam mengamuk, inikah dia kiamat itu? Air hitam semakin tinggi, orang-orang menjerit kalut, takut dan ngeri. Sebagian tersapu gelombang dan hilang di dalam airnya yang legam! Sebagian yang masih memiliki daya, mencoba masuk ke dalam perahu, dan menolong yang lainnya untuk bisa dinaikkan ke dalam perahu, hingga akhirnya, terhitung ada 56 orang yang berhasil masuk dan selamat di dalam perahu, yang terus berayun-ayun. 

Di sanalah mereka berzikir, berdoa kepada Ilahi serta bermaaf-maafan dengan sesama, karena mengira inilah akhir dari kehidupan mereka. Posisi pasrah adalah hal terbaik yang mereka capai kala itu, hingga kemudian takdir berkata lain. 

Kiamat besar belum datang! Air hitam legam itu ternyata surut, walau tak secepat kedatangannya, namun surutnya sang gelombang membuat perahu Nabi Nuh ini pun duduk manis berlabuh di atas atap rumah Abasiah dan sukses menyelamatkan 56 nyawa manusia. Subhanallah! 

โ„™๐•’๐•ฃ๐•’ ๐•Š๐•ฆ๐•ฃ๐•ง๐•š๐•ง๐• ๐•ฃ๐•ค/โ„™๐•–๐•Ÿ๐•ช๐•š๐•Ÿ๐•ฅ๐•’๐•ค

๐•Š๐•š๐•’๐•ก๐•’ ๐•ค๐•’๐•›๐•’๐•œ๐•’๐•™ ๐•ก๐•’๐•ฃ๐•’ ๐•ก๐•–๐•Ÿ๐•ช๐•š๐•Ÿ๐•ฅ๐•’๐•ค ๐•š๐•ฅ๐•ฆ?

Lumayan banyak, loh! Ada 56 orang, tua muda, besar kecil, laki-laki dan perempuan. Semua dengan kisahnya masing-masing, yang 10 kisahnya telah dibukukan berdasarkan penuturan para survivor terkait. 

Penasaran akan kisah mereka? Jangan kuatir, diberikan secara gratis bagi para pengunjung yang berkunjung ke objek wisata tsunami yang satu ini lho! 

Selain itu, kini pengelola 'perahu nabi Nuh' telah menyediakan sertifikat bagi para pengunjung yang main ke sana lho. Jadi jika kita berkunjung kesana, maka kita akan mendapat sertifikat kunjungan yang akan bertuliskan nama kita, serta nomor kunjungan, jadi akan terlihat kita ini jadi pengunjung yang keberapa gitu, temen-temen! Seru ya? 

Selain menjadi bahan pembelajaran, menyaksikan secara langsung sang saksi bisu, kita juga ga perlu jauh-jauh lho kalo mau beli souvenir khas Aceh! Bisa beli di sekitar sini juga, Sobs, tinggal datang aja ke kios-kios souvenir yang ada di sekitarnya. :)

So, catet, ya! Jadikan 'Perahu Nabi Nuh' alias Kapal Tsunami Lampulo sebagai salah satu lokasi yang wajib kalian kunjungi jika ke Banda Aceh. Belum ke Banda lho kalo belum ke sini! Hehe.

Artikel ini diikutsertakan dalam 
Banda Aceh Blog Competition, Charming Banda Aceh, 
Perkenalkan Banda Aceh Ban Sigom Donya 


salah satu tempat yang wajib dikunjungi jika ke Banda Aceh,
Al, Bandung, 30 April 2014

36 comments

  1. apakah akan ada cerita tentang 56 penyintas tersebut?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, sepertinya tidak, Mas Citro. :) makasih ya kunjungannya.

      Delete
    2. wah, perlu survei lama tuh, 56 penyitas ... bisa bikin novel baru mba :)

      Delete
  2. lihat postingan ini, jadi pengen berkunjung kesa juga mak hehe

    kalo mau wisata kuliner di Banda Aceh, aku pny infonya mak, silahkan simak disini mgkn berkenan hehe
    http://mieagoblog.blogspot.com/2014/04/culinary-tourism-of-banda-aceh.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo, Mak Lamiati, berkunjunglah kesana dan rasakan kebesaran Ilahi Rabbi. :)

      Delete
  3. Subhanallah ya Kak. Benda itu mencatat sejarah yang mengharu-biru tapi sekarang jadi salah satu ikon wisata Banda Aceh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Allah Maha Besar ya, Niar.. tiada yang tak mungkin terjadi jika DIA menghendakinya. :)

      Delete
  4. aku sudah sampai ke kapal besar yang terdampar mak...yang inikah? tapi fotoku hilang tinggal sedikit saja....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan kapal besar yang itu, Mak. Yang itu namanya Kapal Apung, PLTD [pembangkit tenaga listrik] yang terseret arus dan hingga kini terdampar di Punge. Kalo yang ini, terdamparnya di Lampulo, dan di atas atap sebuah rumah. Hingga kini. :)

      Delete
  5. Teringat peristiwa tersebut, karena di medan juga guncangannya sangat terasa. Dan ternyata hal tersebut bisa menjadi ikon wisata banda aceh,...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, peristiwa itu takkan mudah untuk dilupakan, tragis dan membekas di ingatan. Yup, sekarang udh jadi salah satu ikon wisata Banda Aceh. :)

      Delete
  6. Subhanallah,...membayangkan kejadian itu walau dari TV tetep masih ngeri sampai sekarang ya mak *_*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mak, sangat membekas di ingatan yaaa. *_*

      Delete
  7. Ngga nyangka, ya mak Al!
    Suka dengan quoetenya : Allah senantiasa menurunkan ujian lengkap dengan jawaban yang terselip dibelakangnya, menurunkan cobaan lengkap dengan senjata pamungkas untuk hadapinya

    semoga menaaang!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, itulah kebesaran Allah, ya, Mak Tanti. Tiada yang tak mungkin jika DIA menghendakinya. Sebuah pembelajaran yang sangat berharga.

      Delete
  8. kapalnya skr dijadkan objek wisata ya mbak

    ReplyDelete
  9. ada museum kapalnya juga ya disana,,baru tau aku mak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada, Mba. Sangat menarik untuk menjadi bahan pembelajaran kita semua. :)

      Delete
  10. Trimakasih, cutbang/cutkak! Baik, akan berkunjung balik. :)

    ReplyDelete
  11. Saya sudah beberapa kali ngajak kerabat yang datang dari Medan ke tempat ini, Kak. Ada lagi yang menarik, kalau dibaca dari informasi label tulisan kisah di madingnya, ketika air surut, sempat terlihat seekor buaya yang sangat besar dibawah kapal itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oya? Saya malah ga tau tentang cerita buaya itu. Menarik juga itu. Ntar kalo pulang ke Banda, kesini lagi ah!

      Delete
  12. Kalo orang Aceh yang bicara tentang Aceh.. so pasti akurat lah ya...
    Semoga menang ya Mbak.
    BTW itu Mbak Al dg adik ipar ya?

    ReplyDelete
  13. Masya Allah, benar-benar luar biasa ya, Mak. Semoga suatu saat aku dapat kesempatan melihat indahnya Tanah Rencong ini. :) Pengin lihat langsung juga Kapal Nuh.

    ReplyDelete
  14. Kapal Nabi Nuh?
    Eh, ini yg ttg Aceh tourism itu?
    gudlak mbak...

    ReplyDelete
  15. ingin ke Aceh dan berkeliling kota melihat segala keajaiban di sana...benar-benar banyak jejak penting yang jadi pelajaran kita semua ya mak...cheers from here..

    ReplyDelete
  16. lihat kapal segedhe itu terseret sampai jauh ke daratan
    di atas rumah penduduk...

    masyaalloooohhhhh

    masyaalloooooohhhhh

    ReplyDelete
  17. iya yah, pas banget nangkringnya di atas tuh rumah :)

    ReplyDelete
  18. owh disana ada musium kapal juga ya, salam perkenalan

    ReplyDelete
  19. insyaallah bisa kesana nanti mba.... makasi reviewnya...

    ReplyDelete
  20. waaahh ini artikel yang menang kemarin ya kak ... congrats ya kak...
    emang keren :)

    ReplyDelete
  21. Everything is very open with a very clear clarification of the
    challenges. It was definitely informative. Your website is very helpful.
    Thanks for sharing!

    ReplyDelete
  22. I believe everything published was very reasonable. But, think on this, suppose
    you were to write a killer post title? I ain't saying your information is not solid., but
    what if you added a title to maybe grab a person's attention? I mean "*ๅฝก P๐•–๐•ฃ๐•’๐•™๐•ฆ N๐•’๐•“๐•š N๐•ฆ๐•™ ๐•’๐••๐•’ ๐••๐•š ๐•ƒ๐•’๐•ž๐•ก๐•ฆ๐•๐•  ๅฝก*" is
    kinda boring. You should peek at Yahoo's front page and note how they write article titles to get
    people to click. You might add a related video or a pic or two to get
    people interested about everything've written. Just my opinion, it could bring
    your website a little livelier.

    ReplyDelete