#9: Selamat Jalan, Pak Mawardi Nurdin

Sabtu, 8 Februari 2014 menjelang siang, seorang teman meng-update status yang langsung bikin hati terkejut. "Innalillahi Wa Innailaihi Rajiun. Selamat jalan, Bang Mawardi Nurdin, semoga Allah Menempatkanmu di tempat yang sangat layak di Sisi-Nya. Aamiin". Sungguh, kaget dan terpana. Tanpa cek and ricek, aku pun langsung pasang status yang sama, karena walau berada jauh dari kota Banda Aceh tercinta, tapi aku mengagumi dan menyintai pemimpin [walikota] yang satu ini. Tak begitu akrab secara pribadi sih, tapi pernah bertemu, berdialog, dan bekerja sama dengannya beberapa kali, hingga membuatku kagum akan sikap, kharisma dan sepak terjangnya dalam membawa kota Banda Aceh menjadi kota yang jauh lebih baik bahkan dibandingkan sebelum tsunami terjadi.

Namun ternyata, berita itu langsung dipatahkan oleh informasi berikutnya. Sang pemimpin berada dalam kondisi kritis dan sedang dalam perawatan intensif di rumah sakit umum Dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh. Hampir secara bersamaan, status-status BBM pun berubah, dari belasungkawa menjadi panjatan doa memohon kesembuhan bagi beliau. Hingga kemudian, masih di hari yang sama, 8 Februari 2014 tapi menjelang malam hari, berita terkini via status-status BBM di contact list-ku kembali berubah, kali ini adalah berita belasungkawa yang sebenarnya, bahwa sang walikota yang begitu dicintai oleh warga kota Banda Aceh, telah berpulang ke rahmatullah, akibat penyakit gagal yang telah cukup lama menderanya.

Innalillahi Wainnailaihi Rajiun. Selamat jalan, Pak Mawardy Nurdin, semoga amal ibadahmu diterima oleh Allah SWT, dan semoga diberi tempat yang teramat layak di sisi-Nya, dan bagi keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. Aamiin ya Rabbal Alamin.

Sekilas tentang Bapak Mawardi Nurdin

Putra Kembang Tanjung, Kabupaten Pidie yang lahir pada tanggal 30 Mei 1954 ini adalah seorang teknokrat jebolan Institut Teknologi Bandung [1978] dan meraih gelar Magister Engineering [M. Eng] dari University of New South Wales, Sydney Australia. Memulai karirnya dan malang melintang di Inspektorat Pembangunan Jalan, Departemen Pekerjaan Umum pada 1978 hingga kemudian ditugaskan untuk bergabung di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah [Bappeda] pada tahun 2000 dan mendapat promosi sebagai Kepala Bappedalda Aceh pada tahun berikutnya yaitu pada rentang 2001 - 2003. Perjalanan karirnya yang cemerlang kemudian membawanya menjadi tampuk pimpinan di Dinas Perkotaan dan Permukiman Aceh. 

Lalu pada saat kota Banda Aceh luluh lantak dihantam tsunami, Desember 2004, Mawardi Nurdin ditunjuk menjadi pejabat Walikota Banda Aceh, menggantikan Walikota Banda Aceh saat itu yang tewas oleh tsunami dan setahun kemudian beliau bergabung dengan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi [BRR] Aceh - Nias. Nah, di sinilah aku mulai mengenal Bapak Pimpinan yang satu ini. Kehadirannya di ruangan kerja atasanku, Pak Eddy Purwanto, Chief of Operation - BRR NAD-Nias, memberiku kesempatan untuk juga dapat bertegur sapa dengan beliau. Mawardi adalah sosok yang sangat low profile, ramah dan cerdas. Setahun kemudian, beliau mengundurkan diri dari jabatannya selaku Kepala BRR Regional 1 karena akan ambil bagian dalam kancah Pilkada langsung 2006. Berpasangan dengan Illiza Saaduddin Djamal, beliau terpilih sebagai Walikota Banda Aceh dengan Illiza sebagai Wakil Walikotanya. 

Mawardi adalah sosok yang visioner, terampil, berkemauan keras dan berpandangan modern-acehnese. Bekerjasama apik dan supel dengan BRR NAD-Nias dan lembaga-lembaga kemanusiaan yang sedang bantu Aceh kala itu, Mawardi memangkas aneka birokrasi yang lazimnya berbelit-belit, sehingga mampu mempercepat pembangunan kembali Kota Banda Aceh menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Terbukti dengan aneka penghargaaan terhadap pencapaian yang diraih kota Banda Aceh, yang salah satunya adalah anugerah piala Adipura [kota terbersih] secara berturut-turut sejak tahun 2009 s/d 2013, padahal kita lihat sendiri, Aceh baru saja porak poranda dan dibanjiri oleh lumpur, sampah dan reruntuhan tsunami, namun berhasil bangkit dan berdandan cantik! Subhanallah, Alhamdulillah.

Gambar dipinjam dari sini
Diakui atau tidak, dibawah kepemimpinannya kota Banda Aceh berhasil tampil cantik mempesona, dan bikin betah! Taman-taman kota menjadi tempat yang nyaman untuk disinggahi, event-event budaya sukses digelar, object-object wisata diberdayakan kembali dengan terlebih dahulu dibersihkan dan didandani hingga kemudian slogan 'Visit Aceh Year' pun dicanangkan pada 2011 yang lalu. Wisatan asing mau pun domistik terlihat hilir mudik yang tentu saja membuka kesempatan untuk wara kota mengais rezeki [bangkitnya ekonomi kreatif, misalnya via tour guide, souvenir production and sales, dll]. 

In Memoriam

Banda Aceh kini berduka, kehilangan seorang pemimpin cerdas, supel, tawakkal dan moderen serta menjadi sahabat masyarakat dan rekan-rekan jurnalis. Ribuan status belasungkawa dan panjatan doa untuknya baik di status sosial media, BBM dan berita-berita yang diturunkan oleh media online-offline, mau pun lawatan langsung ke rumah duka, serta jajaran saf yang terbentuk rapi dan tulus untuk melakukan shalat jenazah sang walikota, adalah bukti nyata rasa 'cinta' masyarakat terhadap sosok pimpinan yang satu ini. 

Gambar dipinjem dari Ferhat Muchtar
Selamat jalan Bapak Pembangunan Kota Banda Aceh, rest in peace ya, Pak! Semoga amal ibadahmu diterima Allah SWT dan menempatkanmu di tempat paling layak di sisi-Nya. Dan bagi keluarga yang ditinggalkan, semoga Allah memberi kekuatan dan ketabahan dalam menerima cobaan ini. 

Bagi Ibu Illiza Saaduddin, sang wakil walikota, tetap semangat ya, Bu, lanjutkan langkah pembangunan yang telah dan sedang berlanjut, demi kemajuan masyarakat dan Kota Banda Aceh tercinta. Ibu pasti BISA! Semangat yaa. 

sepucuk doa untuk beliau yang telah pergi,
Al, Bandung, 9 Februari 2014


11 comments

  1. semoga pak Mawardi diterima disisiNya..amiinnn..
    Semoga menjadi inspirasi juga utk kita kak, setidaknya ketika suatu saat kita juga pergi. Banyak org2 mengenang kita atas segala kebaikan yg kita lakukan.. amiin..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali, Ferhat. Aamiin, semoga almarhum Husnul Khotimah yaaa. :)

      Delete
  2. innalillahi wa inna ilaihi roji'un... semoga amal ibadah baik beliau diterima Allah SWT dan menjadi penerang dalam kuburnya, amiiin

    ReplyDelete
  3. innalillahi wa inna ilaihi roji'un.. ikut berduka cita :(

    ReplyDelete
  4. Innalillahi wa innailaihi roji'uun

    ReplyDelete
  5. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun....
    Beliau masih muda ya Mak?

    ReplyDelete
  6. Selamat jalan Bapak Walikota, kami sungguh merasa kehilangan....

    ReplyDelete