Tawaran yang [Sungguh] menggiurkan

Siang baru saja menjelang ketika aku mulai menggelar lapak menyiapkan peralatan perang kerja di atas tempat tidur. Lho, kok di atas tempat tidur Al? Ya iyalah sobs, tempat paling nyaman dan empuk untuk duduk bekerja  di dalam kamar kostku ini ya tempat tidur sobs. Tinggal di sulap aja dikit [meletakkan meja lipat di atasnya], jadi deh tempat untuk menggelar laptop. Duduk manis sambil berselonjor itu nyaman banget, dengan punggung bersandar ke sandaran kepala tempat tidur. Hm... ready deh kayaknya untuk memulai lanjutkan beberapa Kerangka Acuan Kerja [TOR] yang diminta oleh si bos.

Namun tak lengkap rasanya memulai pekerjaan jika tidak connected to the internet kan sobs? Maka connect lah daku merambah dunia maya. Indah dan sejuk banget. Dua messager utama [YM dan Skype] pun diaktifkan. Check and recheck email ga perlu lagi karena the email lebih duluan diketahui kedatangannya via si Ory.

Ok, berkas TOR dibuka, dan ready to continue. Ketak ketik ketak ketik menuangkan ide. Tidak mudah bagiku merampungkan ke sembilan TOR yang diminta si bos. Karena si bos tidak membekaliku pengetahuan apapun, hanya memberi sembilan ide untuk judul proposal TORnya, selebihnya aku diminta mencari bahan sendiri. Dia yakin aku pasti akan menemukan ide-ide bagus untuk TOR nya. Duh! Teganya...teganya kamu Bos! #singing. Aku anggap sedang bikin postingan aja deh biar hati ini happy. :)

Sedang khusyuk dalam lamunan berkas yang sedang dikerjakan, eh sebuah pesan via YM hadir mengagetkan dan membuyarkan konsentrasi. Dari seorang teman baik yang adalah juga kolega di salah satu NGO dimana aku pernah bergabung dulu.

"Hi Al, pakabar? Masih berminat ke Afgan?"

Tak menunggu pertanyaan diulang donk, langsung aku sambar dan memberikan jawaban.

"So pasti donk. Ada peluangkah? Btw, gimana situasi keamanan disana?"

Pict grabbed from here
Dan percakapan selanjutnya pun menjadi sangat menarik minatku. Siapa yang ga semangat coba, mendengar ada peluang untuk go internasional. Menjadi staff international, dengan gaji yang WOW banget. Kolegaku ini sudah berada di Afganistan sejak Maret 2011 yang lalu, bekerja di bawah bendera salah satu badan UN [United Nation/Lembaga PBB] dengan gaji Rp. 115 juta perbulan! gile bener!
Angka yang fantastis ini tentu disesuaikan dengan nilai mara bahaya yang ada di tempat bertugas sih sobs. Dan UN memang tidak tanggung-tanggung dalam memberi kompensasi.

Frizt, sahabatku itu bercerita bahwa setiap tiga bulan sekali, mereka diterbangkan keluar dari wilayah kerja, untuk refreshing dari situasi yang bener-bener bikin stress itu. Dia juga bercerita, bahwa tak lama setelah dia sampai dan bertugas di Afganistan itu, seorang teman sekamarnya tertembak saat berkunjung ke sebuah wilayah disana. Duh! Keder juga hatiku. Uangnya emang banyak, tapi resikonya itu lho!

Tapi aku sungguh masih berminat terhadap informasi lowongan kerja yang sedang dibuka itu. Aku rasa, sudah saatnya aku go international deh. Apa salahnya dicoba. Ntar malam aku bikin lamarannya deh, besok pagi submit. Tapi mending aku telphone suamiku dulu ah, pasti dia masih di ruang tunggu nih jam segini. Pesawatnya untuk kembali ke Kuala Lumpur kan masih setengah jam lagi, itu juga kalo ga delay.

Dan sobs.... Jawabannya sungguh membuatku ciut. Dia ga rela aku pergi ke Afganistan sana. Walau jelas bekerja disana akan memberi nilai yang cukup tinggi di CV [Curriculum Vitae] ku nanti, tapi dia minta maaf karena ga bisa ijinkan aku pergi. Dia ga mau istrinya tertembak peluru, atau diculik oleh para teroris disana. Dia ga mau Intan kehilangan uminya. Dia ga mau jadi duda!

Satu kalimatnya yang bikin aku terenyuh adalah, "memang mas ga sanggup ngasih kamu seratus juta sebulan, tapi mas cinta dan sayang banget sama kamu. Mas ga larang kamu tetap involve di humanitarian worker, tapi yang aman donk daerahnya say....".

Ya sudah deh, CASE CLOSED. IMPIAN DIALIHKAN. Bener juga, aku bukan wanita yang hidup sendiri. Ada orang-orang tercinta yang harus dipertimbangkan. Baiklah sayangku. Kami akan ikut mas aja deh tahun depan. :)

Well sobs, itulah sebuah kesempatan yang menghampiriku siang ini, langkah apa yang akan sobats ambil jika mendapatkan informasi peluang kerja menarik tapi juga dengan resiko setinggi itu.

Selamat berhari Minggu sobs!

Saleum,
Al, Bandung, 11 November 2012.

33 comments

  1. Ada benarnya juga Mba Al. Kompensasi yang tinggi mungkin akan terasa tidak berarti kalo dibandingkan dengan risiko setinggi itu. Best wishes for you ya Mba..:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, bener banget Dan, pada akhirnya kita harus mempertimbangkan dengan bijak, jangan tergiur oleh iming-iming dolar atau rupiah yang begitu menyolok mata, dan lupa akan faktor K [Keselamatan] yang jauh lebih penting dan menentukan bagi kehidupan kita di masa mendatang. :)

      Delete
  2. Keluarga adalah segalanya, dan kebahagian yang paling indah adalah dimana kita dapat hidup selalu bersama dengan orang-orang yang kita sayangi dan kasihi. Sukses selalu.

    Salam Wisata

    ReplyDelete
  3. Jika suami sudah melarang ya ikuti karena dalam Islam wanita adalah hak suami.
    Tak ada manfaatnya uang 115 juta jika suami dan Intan hatinya was-was bukan
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baik pakdhe, akan dipatuhi dengan sungguh2. :), trims atas masukannya.

      Delete
  4. Hi i am kavin, its my first occasion to commenting
    anywhere, when i read this paragraph i thought i could
    also make comment due to this sensible paragraph.
    Check out my website visit site

    ReplyDelete
  5. Insya Allah..selain di sana pun mbak bisa tetap berbagi dengan sesama, terlebih dengan ridho suami dan keluarga... Bukankah ridho Allah tergantung ridho suami juga? Tetep semangat, mbak Al! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin Ya Rabbal Alamin. Trims mba Mechta atas dukungan dan semangatnya....:)

      Delete
  6. Bagaimanapun juga kondisi kita kalo berdekatan dengan orang-orang tercinta akan memberikan kenyamanan dan surga dunia

    ReplyDelete
  7. saya setuju deh dengan suami mbak. Uang bisa di cari dan bisa pula habis, tetapi nyawa, cinta, kasih sayang itu sulit di cari apalagi di beli.
    kalo bujangan sih...115 juta sebulan????..kalo ada kesempatan pulang kampung, gue pasti bisa kasih makan gratis orang sekampung! hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget bung! Uang masih bisa dicari, tapi keselamatan dan kesehatan, jika tidak dijaga dengan baik, bisa berabe yaaa?

      hehehe... andai saya masih lajang juga pasti akan langsung ambil bagian deh di pekerjaan ini.... :)

      Delete
  8. yah ... lolos lagi tuh mba, hmmm ... #kokgwygtariknapasya ... :P
    hehehe ..nangtelah, yg terbaik pasti buatmu mba :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha... licin banget, kayak belut, jadi ga bisa dipegang deh mas Stu, jadi lolos deh ih! wkwkwk....

      amin, wish me all the best yaw. :)

      Delete
  9. suaminya romantis banget bundaaaaa

    ReplyDelete
  10. Suami dituntut pertanggungjawabannya atas bekerjanya istri di luar rumah. Jadi apa yang dilakukan sang penculik itu amat tepat. Sunatullahnya seorang istri adalah berbakti untuk keluarganya.
    Kelak... Allah akan meminta pertanggungjawaban seorang perempuan bukan dari berapa materi yang dia hasilkan, tapi bagaimana dia menempatkan dirinya dalam sunatullahnya sebagai seorang ibu dan istri.

    ReplyDelete
  11. insyaallah, Mbak... Aku yakin ada hikmah dibalik ini. Mbak dapat uang segitu belum tentu bisa sebahagia mbak mendampingi mas suami ya kaan? ih aku anak muda sok tau. hahahahaha.

    ReplyDelete
  12. wah..uangnya sih gedem tapi resikonya juga gede..
    tapi klo suami gak memberi ijin, sebaiknya kita turutin aja ya mba.. :)

    ReplyDelete
  13. yup, high risk high gain yaaa?
    bener, ikut kata suami aja deh... :)
    cari kerjaan lain aja yang lebih aman.

    ReplyDelete
  14. Rp. 115 juta itu banyak ya Mbak? #plak

    saya setuju dengan langkah yg diambil suaminya Mbak #kamu siapa main setuju2an?

    ReplyDelete
  15. kl aku nggak pakai mikir langsung nggak mau , ngeri sama suasana di sana

    ReplyDelete
  16. hemmmmm, gaji besar tapi resiko jg besar dan jauh dari org2 tercinta
    jawabannya NO :D

    ReplyDelete
  17. jangankan diluar negeri mbak, didalam negeri aja aku tolak kok hehehe. sudah berniat bekerja dirumah kalaupun harus bekerja ya dirumah.
    Nurut suami ya mbak :)

    ReplyDelete
  18. WOW banget tuh angkanya Mbak... *mbayangin dollar dan rupiah menari2, xxiix

    Mbak, klo ada info related to my position boleh di share ya Mbak, pengen nyoba diluar nih :D

    ReplyDelete
  19. bagossss...selain suami dan Intan ,,msh ada aku yg akan kehilangan muh huhuhu

    ReplyDelete
  20. Tergantung resikonya kak ...

    Kalau yang kak Alaika ceritakan ... ? ... hmmm no thank you ...
    mungkin akan saya tampik tawaran tersebut ...

    Namun jika resikonya masih ... "within my limit" ... mungkin akan saya sikat juga Kak ... (hehehe)

    salam saya Kak

    ReplyDelete
  21. that le tawaran keudroeneuh kak...? pengen teuh,
    tp bak lon tuan pike2 hn mungken syit posisi tingkat nyan krn nyan diluar kemampuan lon. Tp sandai jih na ke OB mantong pih jeud kak, sbb kuliah ka selesai nyoe, man titel S. Kom payah lon ba u blang syit kak,,sediiiiiih rasa jih.

    ReplyDelete
  22. Low priced Hdmi Cable An excellent Gadget With
    regard to Entertainment Gadget!

    My web site :: amongst

    ReplyDelete
  23. Gather more information On Hgtv Restroom Remodel

    Here is my web blog ... payday loans

    ReplyDelete