Cerbung: Selingan Semusim


What?? Alaika bikin cerbung? ikut-ikutan para blogger lainnya kah? *garuk-garuk dahi deh akunya membaca pertanyaanku sendiri.....

Menulis fiksi adalah salah satu impian yang telah kugantung di langit ketujuh biru sejak puluhan tahun yang lalu. Hobby yang berkembang akibat kebiasaanku berkhayal berimajinasi sejak kecil setiap melihat sesuatu, (lihat kerbau lagi makan rumput bersama anaknya, aku langsung bikin percakapan dalam khayalku, lihat gerombolan ayam makan padi yang sedang dijemur di halaman rumah, juga aku langsung bikin percakapan yang seolah-olah dilakukan oleh mereka, di alam khayal donk tentunya, kalo percakapan secara nyata, aku bisa dikira orang gila donk, bicara sendiri. hehe).

Lalu muncul pertanyaan, apakah aku seorang pengarang yang hebat? Oh tidak....
Belum pernah ada tulisanku yang dimuat di koran or majalah kok, baik majalah remaja apalagi majalah dewasa. Paling banter...ya di majalah dinding di sekolah sih... hehe.....

Berapa banyak cerita yang telah aku kirimkan ke majalah atau publisher? Belum ada. Lho?????

Well sobs, sebenarnya 'selingan semusim' ini adalah sebuah cerita romantis yang aku tulis di tahun 2004, gara-gara ditantang oleh teman-teman di kantor lama, saat aku masih di Medan. Udah lama banget ya? dan saat itu hanya 104 halaman kertas ukuran A4.

Cerita ini juga sempat membuat perang dingin antara aku dan ayahnya Intan (yang saat itu masih berstatus suamiku) bahkan hampir bercerai. Gilee bener!!! Serius sobs. Aku ga bohong lho. Pada penasaran ya??

Oke..oke, jadi ceritanya begini nih sobs....

Saat itu, kami sedang gandrung-gandrungnya baca novel khusus dewasa, pahamkan yang aku maksud? Lho, kok ada yang masih geleng-geleng kepala... Masak ga tau bagaimana yang dimaksud dengan novel dewasa?

Nah, kebetulan ayahnya Intan dapat pinjaman dari temannya, dan selaku orang dewasa, boleh donk aku ikutan membacanya, hitung-hitung memperkaya ilmu pengetahuan tentang trik-trik in satisfying the spouse toh?

Nah, novel-novel ini aku bawa ke kantor, dan baca saat-saat jam istirahat. Satu dua teman mulai melirik dan minjem, baca. Tertarik. Namanya baca novel, beda donk dengan baca buku pelajaran, yang ga tamat-tamat. Nah, kelima novel itu, juga sebentar saja tamat dilahap oleh teman-temanku (baca: para cewek, sudah berumah tangga semua).

Mereka tanya padaku, "Ada lagi ga Al? Mau lagi donk...". Tanpa pikir panjang akupun menjawab. "Wah, no more, gimana kalo aku buatkan aja?" Sok teung ih aku waktu itu. Kepedean.

Mereka tertawa mengejek. "Emang kamu bisa?" Oops!!! Aku kena batunya. Aku telah membakar diriku sendiri. Tatapan mata tak percaya para sahabat itu justru memacu niatku untuk membuktikan bahwa aku mampu kok menulis seperti itu. Bahkan aku ingin tunjukkan pada mereka gaya bahasaku lebih santun tapi tetap romantic daripada yang ada di novel-novel ini. Jauh dari vulgar. Lalu kesepakatan dicapai, bahwa aku akan mempersembahkan karyaku dua minggu kemudian, dan teman-temanku bertugas printed out. Biaya cetak pada masa itu masih sangat mahal.

Dua minggu kemudian, sebuah paper novel setebal 104 halaman ukuran kertas A4 itupun ready to read. Dan..... Ohoooo.... Reaksi mereka sungguh menakjubkan sobs..... Mereka suka banget! hahaha.....

Karyaku beredar cepat dan menuai pujian, hingga akhirnya paper 'selingan semusim' itu aku persembahkan pada ayah Intan untuk direview.
Keesokan malam, suamiku ayah Intan mengajak aku dinner di sebuah cafe romantis. Jelas membuat hatiku berbunga-bunga secara dinner seperti ini sudah lama tak lagi sanggup kami lakukan. Aksi mengencangkan ikat pinggang adalah praktek sehari-hari dalam rumah tangga kami kala itu.

Namun ternyata sobs, suasana romantis temaram itu justru diputarbalikkannya menjadi sebuah nuansa penuh api cemburu. Kuingat semua perkataannya sampai kini. Suaranya yang bergetar menahan emosi tak akan pernah aku bisa lupa.

"Abang ingin tanya, satu hal saja, dan jawab dengan jujur."

Aku tersentak. Menatapnya sembari menentramkan hati yang mendadak jadi tak karuan.

"Cerita di novel ini adalah kisah perselingkuhan Alia kan?"

Kuterhenyak. Terpana. Sejenak kuterdiam. Sungguh ini diluar dugaan, mengingat karakter dia adalah bukan seorang pencemburu. Apalagi dia sendiri sering malah secara blak-blakan menyampaikan padaku jika ada teman-temannya yang mengagumiku, atau malah suka denganku.

Aku ingin berteriak kuat, membantahnya dengan penuh amarah, tapi situasi sekeliling membuatku harus meredam emosi dan memperkecil kemungkinan bertengkar, di situ.

ayo Al, akui aja, abang ga marah kok, sumpah

Aku menggeleng. Mencoba menjelaskan bahwa jelas itu bukan kisahku, masak aku menuliskan aibku sendiri? rahasiku sendiri? Ga mungkin donk. Tapi sobs, laki-laki yang sudah dibakar cemburu terkadang sulit diredam. Dan itulah yang aku alami. Kuajak dia pulang dan kami lanjutkan bertengkar hebat setelah usaha penjelasan baik-baik ku tak mempan. Dia tetap memaksaku untuk mengakui sesuatu yang aku tidak lakukan. Jelas sikap keras kepalaku semakin merajalela. Mengaku? sesuatu yang aku tidak perbuat?
Noway. Dan perang dingin itupun berlanjut lama. Satu bulan kurang lebih. Hampir saja berakhir di pengadilan agama. Gilee beneer!!!

Dengan berat hati, novel yang telah menuai banyak pujian dan peminat itu aku bumi hanguskan, tapi tentu aku menyimpan soft copynya dunk... hihi. Sayangnya, saat pindah ke Aceh, flash disk dimana aku menyimpan original versionnya hilang. Yang tersisa adalah versi yang telah aku sensor untuk di muat di blog ini....

Well sobs,
Itulah sedikit background tentang cerbung 'selingan semusim' yang Alhamdulillah hampir rampung. Setelah vakum beberapa tahun, kemarin aku berkesempatan untuk melanjutkan serialnya sobs. Ga tanggung-tanggung. Tiga Seri sekaligus. Hihi.... Maruk.com

Impian tetaplah impian, dan kuat keinginanku untuk tetap mencetaknya suatu waktu nanti. Telah kugantungkan impian di tahun 2011 kemarin, bahwa cerbung ini harus rampung di penghujung 2011. Namun sayang, kisah perjalanan hidup Novita ini belum tuntas karena aku kehabisan ide untuk memfinalisasi ending ceritanya. Muncul juga ide untuk mempertemukannya dengan Fachry suatu saat nanti. Kan cocok tuh sobs, duda dan janda tsunami bersatu dalam sebuah mahligai rumah tangga. Tapi Fajar gimana donk?

Well, segala kemungkinan terbuka lebar untuk kelanjutan ceritanya, dan bagi sobats yang ingin menyumbangkan idenya bagi ending selingan semusim ini, monggo direview dan feel free to give your idea yaaa.... thanks, mau tidur dulu ah... dah ngantuk banget.

Mimpi indah ya sobs....

22 comments

  1. wah..wah..kisah buruk di balik kesuksesan sebuah novel ya mbak..
    sungguh menyayat hati..baiknya cerita yang sesungguhnya terjadi itu..menjadi sebuah cerita baru lagi mbak..
    tuink..tuink..maaf ya mbak..bad idea hehehe...
    btw..cetak saja mbak..di jaman yg serba indie ini..pasti laku lho..asal gencar menjualnya atau setelah printed out of demand..buat giveaway dan kami pasti ikutan untuk mendapatkan novelmu..lalu di review deh..sip banget tuh..:)

    ReplyDelete
  2. wah~
    sampe segitunya yah ...
    jangan dewasa" amat yah mb',, kalo aq baca kadang nggak ngerti,, ababil :-D

    ReplyDelete
  3. jadi penasaran Mbak, kisahnya benar2 bagus gak hanya isi tp penuturan cerita dan diksinya serta latar tuh sampai bikin ayahnya INtan peran dingin sampai sebulan lebih.

    Aku prnh bisa beberapa tulisan yg bisa di muat media/koran tapi cerpen dan itu pun dulu waktu SMA dan kuliah (tp sayangnya klipingku habis kemakan rayap, hiks), tp nulis satu cerita sampai 100an halaman, I'll never do yet. Stag kalau aku. Mbak Alaika hebat tuh bisa sampai 100 lebih . Layak di terbitkan tuh MBak. Ayoooo Mbak, ta dukung di terbitkan. Nanti aku revew deh... #Rayuan gombal tanpa modal

    ReplyDelete
  4. pengen dong mbak copy annya hehe,
    meni sampe ke pengadilan gitu ya mbak? :D

    ReplyDelete
  5. wah mbak ceritana berat bnget :D
    klo bisa maknanya jngan tinggi2 q gak pandai nagkep makna dg bahasa yh tinggi
    #lola :D

    ReplyDelete
  6. wah, di bumi hanguskan yah??...
    gpp dah, yg penting masih menyimpannnya..hehehe
    mantapppsss

    ReplyDelete
  7. cerita romantis yang aku tulis di tahun 2004<---wah nie pas masa2 nya tsunami ya mbak menulis cerita ini..tapi gak nyangka juga loh mbak alaika ternyata jago juga buat cerita fiksi

    ReplyDelete
  8. 104 halaman? WOWWW~
    Ternyata Mbak jagooo bikin fiksi hihi ^^

    ReplyDelete
  9. @ketty husnia hehe, bukan bad idea lagi mba... memang sebenarnya juga ingin bikin sebuah cerbung berdasarkan kisah buruk itu kok... cuma belum ada waktu...

    makanya mba, tolong dibaca dulu oleh mba Ketty cerbungnya tuh, kan masukan darimu juga perlu tuh, baru kita cetak jika memang menarik....

    ingin banget bikin giveaway, good idea tuh....

    thanks ya mba....

    ReplyDelete
  10. @jiah al jafaraJiah.... hehe, ada bagian yang memang agak berat dan mungkin akan bikin kamu ga ngerti, hehe...

    tapi ada kok bagian yang ringannya.... silahkan diubek2 aja...

    ReplyDelete
  11. wah kalau bikin cerita begituan aku pas mba,soalnya bisa runyam urusan sama pasangan kita kalau disalah artikan soalnya pasangan kan beda2 ada yang bisa nahan emosi alias bukan pencemburu ada juga yang cemburu buta,nah ini yang bahaya

    ReplyDelete
  12. @Ririe Khayanhehe... makanya ayo diubek2 dulu cerbungku, dan ditunggu input for improvementnya yaaa...

    hebat donk Rie jika karya2mu dimuat di majalah... keren!

    Yuk bantu review nanti kalo udah diterbitkan yaaaa.... beneran lho...hehe

    ReplyDelete
  13. @Asep Saepurohman
    ga ada lagi copy originalnya Sep, udah ilang entah kemana.....

    ReplyDelete
  14. @Si Galau

    berat gimana? perasaan bahasanya simple deh....

    ReplyDelete
  15. bukan jago mas, tapi hanya mencoba mengembangkan imajinasi aja..... :-)

    ReplyDelete
  16. @Ulla von Wieben

    bukan jago Una sayang... hanya menyalurkan hobby aja... daripada nulis2 di dinding kan mending di lappie dan blog toh?

    ReplyDelete
  17. aduh segitunya dia cemburu. gimana kalo isteirnya cerpenis ya. hehe...wong aku suka nulis berbagai kisah cinta lho. bisa2 dianggap itu kisah cintaku. untung pangeranku gak begitu ya. hehehe

    ReplyDelete
  18. Karya kreatif berakhir unhappy yah Mbak..Hehehe..Jadi maklum kalau sang penulis jadi sewot banget karenanya..

    ReplyDelete
  19. @Sang Cerpenis bercerita

    sungguh suatu kecemburuan yg ga beralasan ya mba.... untung pangeranku yang sekarang ga seperti itu, dia tau persis istrinya hobby mengarang. hihi...

    ReplyDelete
  20. @Evi

    Hahaha... sekarang udah ga sewot lagi kok mba... kan udah lepas darinya dan ganti pangeran... hihi...

    ReplyDelete
  21. Astaga, cerita bisa menjadi pemicu pertengkaran dg (mantan) suami ya mbak? Padahal, biasanya apa yg dipikirkan orang itu berdasarkan pada apa yg dilakukannya sendiri. Seperti maling teriak maling #ups

    Mbak, hebat banget bisa membuat cerbung. Dalam waktu 2 minggu langsung jadi pula. ckckck....
    Aku buat cerpen aja udah megap2 gak pernah berhasil menyelesaikannya kok.

    ReplyDelete